Kamis, 27 Agustus 2009

Pengelolaan Kelas Berbasis Lingkungan untuk Peningkatan Keaktifan dan

Pengelolaan Kelas Berbasis Lingkungan untuk Peningkatan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Benih
(Penelitian Tindakan di Kelas II BTN SMKN Lebong Tengah)

Oleh:
Sisvi Herawaty
(Guru SMKN Lebong Tengah Kabupaten Lebong)

ABSTRACT
The Purpose this research is to improve activity and result student in teaching learning procest of seed technology subject in the pre-activity, while and post-activity. This reseach use action reseach with doing three cycle reseach. Every cycly have, planning, doing action, supervision and reflection. In the final cycle and after the result data we can get conclusion : with class management based on environment can improve student activity in the pre-activity, while and post-activity, and can increase the result from student learning. Based on this research, the while activity with doing class management based on environment can increase student activity and the result can be batter.
Key word : Class Management, Environment, Activity and Result Student in Teaching Learning

A. PENDAHULUAN
Secara umum tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator, yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dua tugas yang harus dilaksanakan guru dalam kegiatan pembelajaran yang efektif adalah sebagai pengelola pembelajaran (instructor/pengajar) dan sebagai pengelolaan kelas (manager). Sebagai pengelola pembelajaran guru bertugas untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Sedangkan sebagai pengelola kelas, guru bertugas untuk menciptakan situasi kelas yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang efektif (Suciati, 2002: 5.17)

Kegiatan pembelajaran tidak lepas dari pengaruh dari dalam maupun pengaruh luar pribadi individu, salah satunya adalah lingkungan. Menurut Hamalik (2003: 49) perkembangan tingkah laku seseorang adalah berkat pengaruh dari lingkungan, ditambahkan pula menurut Ratey dalam Rahmat (2005: 171) ternyata Gen merupakan batu bata untuk membangun otak dan lingkungan adalah arsiteknya. Struktur otak dapat di ubah jika secara sistematis dapat memodifikasi lingkungan (Rahmat, 2005: 177). Lingkungan dapat membentuk tingkah laku dan pengetahuan anak. Anak-anak belajar dari lingkungan dan anak-anak belajar dari hal-hal yang ada di sekeliling mereka. (Severe, 2001: 26). Jadi jelas lingkungan memiliki andil yang besar untuk membentuk tingkah laku seseorang dan belajar merupakan perbuatan yang sangat kompleks, proses yang berlangsung dalam otak manusia. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan. Pengalaman dan pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya (Ahmadi dan Prasetya, 1997:121). Lingkungan memiliki arti yang luas tetapi lingkungan dapat dimodifikasi untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan (Ahmadi dan Prasetya, 1997: 33).

Permasalahan unum penelitian ini adalah apakah pengelolaan kelas berbasis lingkungan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Benih di kelas II Budidaya Tanaman SMKN Lebong Tengah?
Secara khusus pertanyaan penelitian ini adalah:
1. Apakah pengelolaan kelas berbasis lingkungan dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran teknologi benih pada kegiatan pembukaan pembelajaran?
2. Apakah pengelolaan kelas berbasis lingkungan dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran teknologi benih pada kegiatan inti pembelajaran?
3. Apakah pengelolaan kelas berbasis lingkungan dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran teknologi benih pada kegiatan penutup pembelajaran?
4. Apakah pengelolaan kelas berbasis lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi benih?

Tujuan umum penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Benih dengan pengelolaan kelas berbasis lingkungan. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran teknologi benih dengan pengelolaan kelas berbasis lingkungan pada kegiatan pembukaan pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran teknologi benih dengan pengelolaan kelas berbasis lingkungan pada kegiatan inti pembelajaran.
3. Untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran teknologi benih dengan pengelolaan kelas berbasis lingkungan pada kegiatan penutup pembelajaran.
4. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pengelolaan kelas berbasis lingkungan.

B. METODE
Penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan pertimbangan, (1) Penelitian tindakan merupakan satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri. (2) Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat di dalamnya yaitu situasi yang diteliti (guru, siswa atau kepala sekolah). (3) Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk pendidikan. (4) tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktek-praktek, pemahaman terhadap praktek tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut dilaksanakan (Wardani, dkk, 2002: 1.4).
Subyek utama adalah siswa kelas II jurusan Budidaya Tanaman SMKN Lebong Tengah. Teknik pengupulan data dan pengembangan instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan harian kemudian data pada penelitian ini dianalisis secara kualitatif.
Penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi sarta refleksi.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Siklus pertama. keaktifan siswa pada mata pelajaran teknologi benih dengan dilakukan pengelolaan kelas berbasis lingkungan pada kegiatan pembuka pembelajaran dapat ditingkatkan, kehadiran siswa meningkat menjadi 80% siswa, datang terlambat 5% karena pada kegiatan inti siswa yang hadir menjadi 85%, tetapi siswa yang berada di dalam kelas kelas pada kegiatan penutup menjadi 82%, yang artinya ada 3% siswa yang berada di luar kelas pada saat kegiatan penutup dilakukan. Kegiatan keluar masuk kelas siswa terjadi penurunan dibandingkan dengan penelitan awal tapi, tetap lebih banyak dilakukan pada saat kegiatan inti pembelajaran berlangsung yaitu 25% dilakukan pada kegiatan pembukaan, 30 % pada kegiata inti dan 25% dilakukan pada kegiatan penutup. Ciri keaktifan yang tampak pada siklus ini terdapat perubahan yang cukup besar dimana pada masing-masing kegiatan pembelajaran menunjukkan hampir 50% ciri keaktifan berhasil ditunjukkan oleh siswa.

(2) Siklus kedua. peningkatan kehadiran siswa yang mengikuti pembelajaran dimana terlihat jumlah kehadiran siswa pada kegiatan pembuka adalah 91%, siswa yang datang terlambat masih ada, terlihat dari jumlah siswa yang mengikuti kegiatan inti menjadi 98%. Pada kegiatan penutup tetap 98% yang artinya sejak kegiatan inti sampai pada kegiatan akhir siswa yang hadir tetap 98%. Frekuensi keluar masuk kelas tetap ada, tetapi untuk ketiga kegiatan pembelajaran masing-masing hanya 10% siswa yang melakukan dan pada kegiatan penutup biasanya hanya butuh waktu 10 sampai 15 menit, 10% siswa yang keluar masuk hanya dilakukan untuk kegiatan yang tidak butuh waktu lama. Hal ini terlihat pada akhir kegiatan penutup jumlah siswa tetap sama seperti kegiatan inti. Artinya 10% kegiatan keluar masuk tidak dilakukan siswa pada menit-menit terakhir pembelajaran. kehadiran siswa pada kegiatan pembuka 97% dengan tetap ada siswa yang datang terlambat, yang terlihat dengan jumlah kehadiran siswa menjadi 100% pada kegiatan inti.

(3) Pada siklus ketiga yang dilakukan untuk tiga kali pertemuan ternyata kehadiran siswa mencapai 100% yang artinya semua siswa berada di kelas dan tidak ada siswa yang tidak datang. Frekuensi keluar masuk kelas adalah 0%, yang artinya tidak ada siswa yang melakukan kegiatan hilir mudik, permisi sebentar, buang air kecil/besar, berhasil dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Ciri keaktifan yang muncul mencapai indikator yang diinginkan yaitu, ciri keaktifan yang muncul adalah 80% dan dilakukan minimal oleh 80% siswa yang hadir.

(4) Hasil belajar pada siklus I, nilai ulangan harian, pekerjaan rumah dan ulagan lisan rata-rata 65, dan nilai kerja kelompok rata-rata 70. Siklus ke II terjadi peningkatan walaupun sedikit dimana 80% mendapatkan nilai ujian 68, nilai pekerjaan rumah tetap 65, ulangan lisan 66 dan nilai kerja kelompok meningkat menjadi 75. Pada siklus ke III indikator pencapaian hasil belajar telah diperoleh dimana minimal 80% siswa memiliki nilai rata-rata 70. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian siswa mendapat nilai 72, nilai pekerjaan rumah 70, nilai ulangan lisan 70 dan nilai kerja kelompok menjadi 80.

2. Pembahasan
Pengelolaan kelas dilakukan dengan memodifikasi lingkungan fisik kelas baik didalam maupun diluar kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang beragam baik untuk kegiatan pembukaan, inti dan penutup dapat merangsang siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Komitmen dan kerja sama yang terjalin baik antara siswa dan guru dapat mengurangi tindakan negative siswa serta teknik pendisiplinan yang tepat dapat membantu meningkatkan mutu pembelajaran.

Pembahasan hasil penelitian yaitu: Pertama, Pembelajaran dilakukan menggunakan media pembelajaran berupa benih tanaman dan metode pembelajaran yang beragam. Pembelajaran dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembuka, inti, dan penutup. Kegiatan pembuka merupakan kegiatan ringan yang merangsang siswa agar tumbuh motivasi dan dapat pula berupa rangsangan yang diberikan sebelum masuk kepada materi inti pembelajaran sebenarnya. Setelah daya fikir siswa terangsang dan ditambah dengan rasa penasaran akan materi pembelajaran, barulah guru menyampaikan materi yang biasanya dilakukan dengan metode-metode tertentu. Dengan pembelajaran inti tadi, pertanyaan-pertanyaan yang mungkin uncul dibenak siswa dapat terjawab dan mungkin mereka akan melakukan kegiatan lebih lanjut misal, dengan bertanya, membuat jawaban sendiri atau dengan berdiskusi dengan teman. Pada kegiatan penutup biasanya berupa kegiatan penurunan tetapi tidak kalah penting dimana kegiatan ini dapat berupa penyatuan pemahaman antara guru dan siswa, pemberian tugas yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih lagi.

Hal ini sejalan dengan pendapat Situmorang dan Sinaga, (2008: 2), dimana penggunaan media pembelajaran dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaitu mulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman satu topik pelajaran. Untuk dapat mengajar dengan efektif seorang guru harus banyak menggunakan metode, sementara metode dan sumber itu sendiri terdiri atas media dan sumber pengajaran (Suryosubroto, 1997: 1).

Kedua, tiga siklus yang telah dilaksanakan melalui pendekatan dengan menciptakan lingkungan yang baik, bersih, materi disajikan dengan merangsang, media pembelajaran yang sesuai dan guru yang berfungsi sebagai motivator dapat meningkatkan kehadiran siswa dan rasa ingin tahu yang cukup besar, terbukti dengan berkurangnya bahkan tidak ada siswa yang terlambat pada siklus ketiga. Pada siklus ketiga juga tidak ada siswa yang keluar masuk, serta beberapa ciri keaktifan berhasil ditunjukkan oleh beberapa orang siswa walaupun tidak semua siswa menunjukkan respon yang sama.
Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruangan kelas yang menarik, efektif serta mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran (Suciati, 2002: 5.3). Hal ini ditunjukkan pula berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru yang mengajar dikelas yang sama dengan mata pelajaran yang berbeda, ternyata penciptaan lingkungan yang berbeda dari biasanya sangat mendukung guru dalam memberikan materi pelajaran. Selama proses pembelajaran tumbuh rasa nyaman berada di kelas, tidak membosankan dan siswa juga tenang sehingga tidak menumbuhkan sikap-sikap negative dari siswa yang dapat memancing emosi atau rasa tidak nyaman yang dapat menyebabkan terganggunya proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan tepat waktu, rencana pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya baik pekerjaan yang harus dilakukan oleh siswa dan guru yang jelas, informasi yang jelas diterima oleh siswa ternyata dapat menumbuhkan disiplin dari siswa dalam mengikuti pembelajaran teknologi benih.

Hal ini sesuai dengan pendapat Rahman (1999: 179-180) yang menyarankan teknik yang dapat membantu pemeliharaan disiplin kelas dalam mengajar sebagai berikut ; tepat waktu, mulailah pelajaran sesegera mungkin dan siapkan sesuatu yang harus dikerjakan para siswa, siapkan rencana pelajaran dan informasikan kepada siswa apa, kapan dan dimana aktivitas itu dikerjakan, lakukan sesuatu dengan aturan dan pelaksanaan yang sama dan konsisten, bervariasi dalam aktivitas kelas, tidak mengancam dan menantang para siswa, buatlah tugas para siswa yang tepat dan cocok, jagalah control suara guru, tegas dalam permulaan dan secara perlahan mulai dikendorkan bila hubungan sudah terjalin baik, jalin kerjasama dengan orang tua.
Keaktifan siswa dalam belajar memerlukan pendekatan dengan menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan semua kemampuan siswa dapat dikembangkan dalam proses belajar dengan jalan materi disajikan dengan merangsang, kemampuan siswa diperhitungkan, guru yang berfungsi sebagai motivator, organisator, pengarah dan media pengajaran yang cukup komunikatif sehingga siswa dapat live-in dalam proses belajar mengajar sehingga mereka menikmati pengalaman belajar dengan asyik tanpa terikat oleh ruang dan waktu, Kegiatan belajar dapat berjalan dengan antusias, ada rasa penasaran yang diikuti dengan sikap on the task yang membawa pengalaman belajar dapat diteruskan keluar kelas (Gulo, 2002: 75).
Ketiga, hasil belajar siswa meningkat, dengan terlihatnya kemampuan siswa yang meningkat dalam menyelesaikan tes yang diberikan dapat dijadikan indikator keberhasilan pembelajaran. Tujuan akhir suatu proses pembalajaran adalah setiap siswa diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan proses pembelajaran adalah setiap siswa memperoleh kesempatan yang sama untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kecepatannya. Beberapa tes yang dapat dilakukan adalah pre-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran yang akan disampaikan, sedangkan post-test dapat dimanfaatkan untuk menilai efektifitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (Nasoetion dan Suryanto. 2002: 7.5).

Menurut Hamalik, (2003: 147-148) Penilaian memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi pokoknya sebagai berikut ; (1) fungsi edukatif, dimana evaluasi merupakan sistem pendidikan yang bertujuan memperoleh informasi tentang keseluruhan sistem/salah satu sistem pendidikan, (2) Fungsi institusional, untuk dapat mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran disamping proses pembelajaran itu sendiri, (3) Fungsi diagnostic untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi siswa dalam proses/kegiatan belajarnya, (4) Fungsi administrative, mampu menyediakan data tentang kemajuan belajar siswa, yang akhirnya dapat digunakan untuk kelanjutan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi, (5) fungsi kurikuler, yang mampu menyediakan data dan informasi yang akurat dan berdaya guna bagi pengembangan kurikulum, (6) fungsi manajemen, merupakan bagian integral dalam sistem manajemen dalam upaya membuat keputusan manajemen.


D. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Simpulan penelitian secara umum adalah : pengelolaan kelas berbasis lingkungan pada mata pelajaran teknologi benih dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, dan secara khusus ; (1) Pengelolaan kelas berbasis lingkungan dapat meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan pembukaan pembelajaran pada mata pelajaran teknologi benih, (2) Pengelolaan kelas berbasis lingkungan dapat meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan inti pembelajaran pada mata pelajaran teknologi benih, (3) Pengelolaan kelas berbasis lingkungan dapat meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan penutup pembelajaran pada mata pelajaran teknologi benih, (4) Pengelolaan kelas berbasis lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi benih.

2. Saran
Beberapa saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Pengelolaan kelas berbasis lingkungan yang dilakukan di sebuah kelas dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran lain dengan memperhatikan karakteristik pada pelajaran dan materi masing-masing ilmu, (2) Sarana dan prasarana pendukung dapat disesuaikan dengan ciri atau karakteristik masing-masing sekolah, (3) jenis keaktifan yang dapat ditumbuhkan jika rangsangan diberikan oleh berbagai pihak dapat berdampak positif , (4) Ajak siswa untuk bersama-sama mengelola lingkungan belajarnya sesuai dengan keinginan, (5) Dengan menjaga hubungan baik dengan lingkungan, masyarakat sekitar, siswa dan orang tua akan memperlancar proses belajar mengajar di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Prasetya. 1997. SBM Strategi Belajar Mengajar.. Bandung. Pustaka Setia.

Hamalik, Oemar.2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.

Gulo,W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Gramedia.

Nasution, Noehi dan Suyanto, Adi. 2002. Tes, Pengukuran dan Penilaian. Jakarta. Universitas Terbuka

Rahman, M. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta. Depdiknas.

Rahmat, Jalaluddin. 2005. Belajar Cerdas belajar Berbasiskan Otak.. Bandung. MLC.

Severe, Sal. 2001. Bagaimana Bersikap pada Anak agar Anak Bersikap Baik. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Situmorang, Manihar dan Sinaga, Marudut. 2008. Inovasi Pembelajaran pada Mata Kuliah Kimia Analitik II. . http://www.geocities.com/J-sains/Vol1-No.3.html

Suciati, dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta. Universitas Terbuka.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta.

Wardani. Dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.
















Tidak ada komentar: