Kamis, 27 Agustus 2009

MANAJEMEN PEMBELAJARAN OLAHRAGA

MANAJEMEN PEMBELAJARAN OLAHRAGA
( Studi Deskriptif Kualitatif di SMP 1 Lebong Tengah dan SMP 1 Lebong Atas )

Oleh:
Agusni
( Kepala SMKS -6 Muara Aman – Lebong )


ABSTRACT
The main objective of this study was to describe the sport teaching learning management at SMP Negeri 1 Lebong Tengah and SMP Negeri 1 Lebong Atas. The specific objectives of this research were to find out the planning, the implementing, the evaluation, and followed up of sport teaching learning management.This research used a qualitative descriptive method. The location in this research was taken placed at two schools, namely: SMP Negeri 1 Lebong Tengah and SMP Negeri 1 Lebong Atas. The subjects of this study were the school principals, the school vice-principals, sport teachers, and students. The data collection techniques used were interview, observation, and documentation. The result of the research showed that the sport teaching learning management at SMP Negeri 1 Lebong Tengah and SMP Negeri 1 Lebong Atas have been done based on a curriculum of school.
Key words: sport, management, teaching learning.

A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara ( UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1). Berdasarkan undang-undang tersebut dapat dipahami bahwa, pendidikan merupakan usaha nyata bagi terjadinya proses pembelajaran yang terencana secara sistematis, terproses, aktif, dan terimprovisasi. Ini berarti dapat ditarik garis lurus bahwa pendidikan dapat berlangsung sadar atau nyata bila dikelola secara professional dan proporsional yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendidikan dan memberdayakan semua potensi penunjang dan pendukung baik media dan fasilitas bagi tercapainya proses pembelajaran. Selain itu pendidikan juga merupakan perwujudan kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang, tapi adakalanya mengalami penurunan kualitas sehingga dapat saja hancur perlaha-lahan seiring dengan perkembangan zaman (Depdiknas, 2004: 1).

Pendidikan Jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhaan bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan Jasmani dan olahraga adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efisien, dan efektif.
Prestasi merupakan salah satu indikator yang paling sering digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang telah diberikan. Cabang olahraga merupakan salah satu bagian yang berkembang dari hasil pendidikan olahraga disekolah. Pendidikan olahraga diberikan sejak dini, sehingga dapat dijadikan dasar untuk selalu ikut berkompetisi di dalamnya. Merupakan kenyataan bahwa masalah serius yang terjadi di sekolah-sekolah saat ini, salah satunya disebabkan oleh masalah-masalah manajemen.Berdasarkan observasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 di Kecamatan Lebong Tengah dan SMP 1 Lebong Atas terlihat prestasi selama lima tahun terakhir tidak jauh berbeda. Seperti yang telah disebutkan di atas salah satu indikator keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh. Sebuah pertanyaan yang timbul di benak peneliti apakah ini ada hubungan dengan manajemen pembelajaran olahraga yang ada di kedua sekolah tadi atau tidak.

Selain dari hasil prestasi yang telah dicapai dalam manajemen olah raga, berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti juga dapat dilihat ada beberapa kendala yang ditemui dalam manajemen pembelajaran olahraga di SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan SMP Negeri 1 Lebong Atas. Kendala-kendala tersebut diantaranya siswa kurangnya disiplin dalam mengikuti pembelajaran olahraga, dan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah seperti media penunjang berupa buku paket, sarana olahraga berupa bola, net, dll.

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini secara umum adalah : “Bagaimanakah manajemen pembelajaran olahraga di SMP 1 Lebong Tengah dan SMP 1 Lebong Atas?”. Dari rumusan masalah umum tersebut didapat rumusan masalah khusus yaitu : (1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran pendidikan olahraga di SMP 1 Lebong Tengah dan SMP 1 Lebong Atas? (2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pendidikan olahraga? (3) Bagaimanakah evaluasi pembelajaran pendidikan olahraga? (4) Bagaimanakah program tindak lanjut yang dilakukan setelah dievaluasi? Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan : (1)Perencanaan pembelajaran pendidikan olahraga; (2) Pelaksanaan pembelajaran pendidikan olahraga; (3) Evaluasi pembelajaran pendidikan olahraga; (4) Program tindak lanjut yang dilakukan setelah dievaluasi.


B. METODE PENELITIAN
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode ini disajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden,ini berarti data yang dianalisis dan hasil analisanya berbentuk deskriptif fenomena dimana data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar (Molleng, 1999:5). Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek utama penelitian ini adalah : guru bidang studi olahraga di SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan SMP Negeri 1 Lebong Atas, sedangkan subjek pendukung dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan siswa SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan SMP Negeri 1 Lebong Atas. Subjek pendukung merupakan person yang terkena dampak dari keberhasilan pembelajaran olah raga terhadap pencapaian prestasi dari proses pembelajaran olahraga.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang terkumpul berkaitan dengan penelitian manajemen pembelajaran olahraga di SMP 1 Lebong Tengah dan SMP 1 Lebong Atas dilakkan dengan analisis deskriptif kualitatif melalui interaktif. Kerangka analisis data ini menggunakan pendekatan induktif, karena dengan cara ini konteksnya akan lebih mudah untuk dideskriptifkan.
Menurut miles dan Huberman dalam Fathya (2007: 46) ada tiga langkah atau alur kegiatan analisis induktif yang terjadi bersamaan , yakni; (1) Reduksi data yang diartikan sebagai preses pemilihan, pemusatan, perhatian, dan penyederhanaan, pengabstrakan, dan stranformasi, data yang muncul dari catatan-catatan lapangan, (2) penyajian data, berupa sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, dan bagian akhir dari analisis, (3) menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan akhir tergantung dari catatan-catatan dilapangan, pengkodean, penyimpanan, metode penyimpanan ulang yang digunakan dan kecakapn peneliti, dan sedangkan verifikasi adalah pembuktian kembali untuk mencari kebenaran dan persetujuan. Teknik analisa data yang akan dilakukan melalui teknik deskriptif kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah; 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Menarik kesimpulan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan barbagai hal yang menyangkut temuan-temuan dalam penelitian. Sub bab pertama merupakan paparan mengenai profil SMP Negeri I Lebong Tengah dan SMP Negeri I Lebong Atas. Sub bab kedua merupakan paparan mengenai hasil penelitian tentang manajemen pembelajaran olahraga di SMP Negeri I Lebong Tengah dan SMP Negeri I Lebong Atas; (1) perencanaan pembelajaran; (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi pembelajaran, (4) tindak lanjut (remedial). Sub bab ketiga merupakan pembahasan penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi dari hasil penelitian tersebut didapat gambaran sebagai berikut: (a) profil SMP 1 Lebong Tengah dan SMP 1 Lebong Atas. SMP Negeri 1 Lebong Tengah memiliki visi dan misi yang merupakan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh sekolah tersebut. Adapun visi dari SMP 1 Lebong Tengah yaitu : sehat, disiplin, dan beriman dalam meningkatkan mutu. Sedangkan misinya yaitu : 1) Melaksanakan program hidup sehat dan lingkungan sehat; 2) Mengembangkan lingkungan sekolah sehat menuju komunitas belajar, 3) melaksanakan pembinaan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan secara kontinyu, 4) Melaksanakan pembinaan olahraga, seni dan ekstrakurikuler; 5) Melaksanakan pembinaan keagamaan, 6) Melaksanakan bimbimbingan belajar secara terpadu; 7) Terujudnya sarana dan prasarana sekolah yang memadai, 8). Menggalang peran serta masyarakat dan peran serta komite.
SMP Negeri 1 Lebong Atas memiliki visi dan misi yang merupakan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh sekolah tersebut. Adapun visi dari SMP 1 Lebong Atas yaitu : terujudnya manusia yang cerdas, produktif, dan berakhlak mulia. Sedangkan misi yaitu : 1. meningkatkan prestasi siswa dibidang ilmu pengetahuan; 2. meningkatkan keterampilan dan kemampuan anak didik sebagai sumber daya manusia yang bermutu dan memiliki daya saing yang memadai; 3. menuntaskan wajib belajar 9 tahun ditahun 2008; 4. meningkatkan prestasi dibidang olahraga; 5. meningkatkan mutu edukatif dan administrasi dibidang komputer; 6. terujudnya manusia beriman, berahklak mulia dan diamalkan dalam kehidupan. (b) keadaan Siswa Tahun Ajaran 2008-2009 Siswa merupakan input yang paling utama dalam suatu sekolah, karena siswa yang menjadi peserta didik dalam proses pembelajaran disekolah. Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perceptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka system pendidikan nasional. (Depdiknas, 2003). Tujuan dan fungsi pendidikan jasmani dan olahraga antara lain adalah: (1) mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis, melalui aktivitas jasmani, (2) mengembangkan ketrampilan gerak dan ketrampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (out door education). Untuk dapat mencapai tujuan siswa dapat mengembangkan ketrampilan gerak dan ketrampilan teknik, dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus memilik dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran maupun pendekatan, serta mampu menggunakan alat-alat pembelajaran yang tersedia, maupun menciptakan atau memodifikasi bentuk-bentuk permainan yang menarik siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan metode; observasi, wawancara dan studi dokumentasi pada SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan SMP Negeri 1 Lebong Atas, pembahasan dimaksudkan untuk menspesifikasikan antara tujuan penelitian dengan temuan penelitian berdasarkan jumlah teori yang telah ada. Berdasarkan temuan penelitian lapangan, maka pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:(1) perencanaan pembelajaran, pemahaman guru terhadap manajemen pembelajaran olahraga: Secara umum guru-guru olahraga sudah memahami tentang pembelajaran olahraga karena mau tidak mau mereka dituntut untuk tahu tentang masalah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam pembelajaran olahraga, guru olahraga sudah menyiapkan perangkat pengajaran seperti silabus, RPP, dan media pengajaran, mereka mengikuti pelatihan, maka pemahaman majemen pembelajaran semakin dapat dikuasai, baik pembuatan RPP, media pembelajaran dan lain-lain. Dalam penetapannya terdapat adanya kerjasama yang baik antar warga sekolah. Semua warga sekolah dilibatkan dalam penetapan kurikulum sekolah yang tak terkecuali juga bagi guru olahraga. Dalam proses pembuatan perencanaan pembelajaran olahraga, semua guru olahraga juga diinstruksikan dan dikoordinir serta dibimbing oleh kepala sekolah untuk membuat perencanaan pembelajaran olahraga. semua guru olahraga dituntut untuk membuat dan melaksanakan perencanaan pembelajaran di sekolah.
Wakil kepala sekolah urusan kurikulum yang mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan dan mempasilitasi semua guru dalam menyusun dan membuat perencanaan pembelajaran, salah satunya menyediakan kurikulum dan silabus sesuai dengan bidang studi masing-masing guru. Untuk pengembangan dari kurikulum dan silabus. Struktur materi pendidikan jasmani dan olahraga dikembangkan dan disusun dengan menggunakan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan olahraga (Jewwet, Ennis, and Bain, 1995). Asumsi yang digunakan oleh kedua model ini adalah untuk menciptakan gaya hidup sehat dan aktif, manusia perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dengan menggunakan resep latihan yang benar.
Pada dasarnya pelaksanaan pengajaran yang dilaksanakan guru melalui tahapan-tahapan sebagai berikut ; 1). Membuat program tahunan; 2). Membuat program semester; 3). Menyusun rencan pelaksanaan pembelajaran (RPP); 4). Menyiapkan materi pelajaran; 5). Menyiapkan media/ alat Bantu pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran; 6). Menyiapkan metode pembelajaran; 7). Menyiapkan bentuk evaluasi yang akan diberikan kepada siswa. Sehubungan dengan itu Sudjana (1999: 28) berpendapat bahwa guru harus:
a. Menguasai kurikulum, artinya guru harus mempelajari kurikulum, isi program (standar kompetensi), kompetensi dasar yang harus diberikan kepada peserta didik pada kelas dan semester mana pokok bahasan yang harus diberikannya.
b. Menguasai isi dari setiap standar kompetensi / kompetensi dasar dengan mempelajari buku teks (text book) yang berkenaan dengan pokok bahasan tersebut.
c. Mampu menterjemahkan dan menjabarkan GBPP tersebut menjadi suatu program yang lebih operasional sehingga ia siap mengtranspormasikan kepada peserta didik. Penjabaran ini dilakukan melalui penyusunan program pengajaran atau rencana pengajaran.

(b) pelaksanaan pembelajaran olahraga
Pelaksanaan pembelajaran ditekankan pada pengembangan individu secara menyeluruh, dalam artian pengembangan intelektual, keterampilan afektif, termasuk pengembangan mental spiritual, pengembangan fisik dan kesegaran jasmani. Di samping itu pendidikan jasmani tidak diarahkan untuk menguasai cabang olahraga. Namun lebih mengutamakan proses perkembangan moral siswa. Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada apresiasi, kreativitas, kemauan dan kemampuan. Begitu juga aspek kognitif, afektif, psikomotorik sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani. Pembelajaran remidial sendiri merupakan tindak lanjut dari proses pembelajaran yang sudah berlangsung untuk menyempurnakan hasil yang dicapai atau membuat lebih baik dari yang sudah ada. Menurut Ischak (1982:1) salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan itu. Yaitu pemberian bantuan di dalam proses belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan yang terprogram dan disusun secara sistematis.
Pelaksanaan pembelajaran olahraga ada tiga tahap kegiatan yang harus ditempuh oleh guru yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. (1) kegiatan pembuka; kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. ifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan, (2) kegiatan inti; pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi. Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan, (3) kegiatan penutup; sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.
Pada kegiatan akhir dalam proses pembelajaran, guru menyimpulkan materi ajar yang baru diajarkan dan menanyakan kembali tentang pemahaman siswa terhadap materi ajar, dan selanjutnya menugaskan siswa atau memberi pekerjaan rumah terhadap siswa atau menekankan siswa untuk mempraktekannya di luar jam pelajaran. Guru olahraga, pada setiap akhir pembelajaran selalu membuat atau menarik kesimpulan dari materi yang baru diajarkan.

(c). evaluasi pembelajaran atau penilaian terhadap pemahaman dan daya serap peserta didik yang dilakukan guru olah raga dilakukan melalui test formatif, ulangan harian, ujian tengah semester, ujian semester, ujian nasional, dan remedial atau penggayaan terhadap anak yang belum tuntas setelah dievaluasi.Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari: (1)perencanaan, (2)pengumpulan data, (3) verifikasi data, (4) analisis data, dan (5) interpretasi data.
Evaluasi pembelajaran olah raga merupakan suatu kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru olah raga dengan maksud untuk meninjau atau mengetahui tercapai atau tidaknya sasaran dan tujuan dari materi pembelajaran dan kompetensi dasar pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan dalam rangka perbaikan untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan merupakan fungsi terakhir dalam proses manajemen pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar olah raga, kegiatan dilakukan oleh guru olah raga dalam mengevaluasi siswa setiap selesai mengajarkan satu tema/topik pembahasan dalam pembelajaran dapat berupa ulangan baik melalui pertanyaan lisan maupun tulisan dengan maksud sebagai acuan penilaian bagi guru untuk mengetahui kemajuan yang dicapai siswa.

(4) program tindak lanjut, kegiatan remedial dan pengayaan yang biasannya dilakukan dengan menggunakan berbagai media baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas yang dilakukan oleh guru olahraga.
Kegiatan akhir dari pembelajaran oleh guru baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas (lapangan) dalah berupa penyimpulan materi hasil, latihan dan pemberian tugas. Kegiatan tindak lanjut dari penggunaan media pembelajaran yang dilakukan di luar kelas maupun di luar kelas (lapangan) adalah berupa mengisi lembar kerja yaitu menjelaskan manfaat dari media pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya baik itu secara individu maupun secara kelompok. Menurut Imron (1995 :128) bahwa “Tidak semua siswa mempunyai kemampuan yang sama dalam memahami pembelajaran ataupun dalam menjawab pertanyaan”. Untuk itu perlu adanya program tindak lanjut bagi siswa yang belum mencapai standar yang ditetapkan.
Program tindak lanjut setelah dilakukan evaluasi terhadap pengajaran olah raga adalah program remedial. Program remedial adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh guru untuk memberikan pembeinaan kepada para siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan dalambelajarnya. Berdasarkan hasil penelitian, semua guru pendidikan olahraga di SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan SMP Negeri 1 Lebong Atas telah melakukan remedial, hanya saja yang berbeda adalah nilai tingkat ketuntasan belajar siswa. Menurut Imron (1995 :128) tidak semua siswa mempunyai kemampuan yang sama dalam memahami dalam pembelajaran ataupun dalam menjawab pertanyaan. Adakala siswa mudah menangkap mana dari apa yang disampaikan oleh guru, dan tidak jarang juga siswa yang mengalami kesulitan terhadap yang berkemampuan rendah, remedial atau tindak lanjut dari hasil belajar dapat diberikan dengan intensitas waktu yang berbeda kepada setiap siswa. Yang paling penting diingat adalah dengan adanya remedial siswa merasa dibimbing dalam berfikir guna menangkap makna dari pembelajaran.

D.SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan olahraga di SMPN 1 Lebong Tengah dan SMPN 1 Lebong Atas di Kabupaten Lebong sudah berjalan sesuai dengan kaidah kurikulum sekolah. Manajemen pembelajaran olahraga diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran sudah terlaksana sebagaimana yang tercatum dalam kurikulum, silabus serta RPP yang telah ditetapkan. Manajemen pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga dilaksanakan bersama-sama oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru olahraga.
Saran yang hendaknya diperhatikan agar manajemen pembelajaran olah raga tetap berjalan baik, yaitu ; pertama, dengan memperhatikan bahwa manajemen pembelajaran olah raga di SMP Negeri 1 Lebong Tengah dan SMP Negeri 1 Lebong Atas sudah cukup baik, maka hendaknya kondisi tersebut harus tetap dipertahankan dan berusaha untuk meningkatkannya lagi terutama dalam peningkatan akademik peserta didik ;kedua, pemahaman guru terhadap perncanaan manajemen pembelajaran olah raga, hendaknya selalu ditingkatkan sesuai dengan tuntutan standar perkembangan kurikulum baik dalam pengembangan silabus ataupun pengembangan sumber-sumber bahan ajar sesuai dengan kebutuhan perkembangan ilmu dalam dunia pendidikan. ketiga, dalam pelaksanaan pembelajaran olah raga hendaknya guru olah raga tetap mempertahankan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, mempertahankan usahanya dalam penyediaan dan memanfaatkan media pengajaran sebagai alat penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran, memilih sumber belajar yang baik, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan dalam silabus, selalu berusaha mengelola kelas agar tetap kedisiplinan, interaksi dan susasana yang kondusif dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ; keempat, evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh guru olah raga terhadap hasil pelaksanaan pembelajaran olah raga hendaknya benar-benar untuk dijadikan motivasi bagi guru dalam meningkatkan prestasi belajar anak didik.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : Rineka CiptaDepdiknas, 2003 Undang-Undang R.I Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Panduan Pengembangan Silabus dan Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menegah Pertama (SMP). Tahun 2006 Penerbit : CV Timur Putera Mandiri, .





1 komentar:

kaciawachtman mengatakan...

Casino - Dr. Michael MCD
Our casino is a top 광주 출장안마 notch gaming, 울산광역 출장샵 with games for 남원 출장마사지 all ages, exciting progressive slots, progressive jackpots and an 당진 출장마사지 exciting  Rating: 4 · ‎4,072 청주 출장마사지 reviews